RIENEWSCOM - Bertempat di rumah pengasingan Soekarno di Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, anggota Komisi II DPR RI Djarot Saiful Hidayat dari daerah pemilihan Sumut III, berjanji akan mendorong Pemerintah Pusat untuk membangun Jalan Tol Medan-Berastagi. DPRDSUTerus "Gedor" Pemerintah Segera Bangun Jalan Tol Medan-Berastagi. Ketua Komisi D DPRD Sumut yang membidangi pembangunan H Anwar Sani Tarigan mendukung sepenuhnya rencana membangun jalur alternatif Berastagi - Medan via Desa Jaranguda -Dusun Laugedang - Sibolangit - Sukamakmur - Tuntungan - Medan, dan akan terus 'menggedor' pemerintah pusat agar kemacetan jalan Medan TRIBUNMEDAN.com, MEDAN - PSMS Medan kembali menggelar pemusatan latihan atau TC (training center) setelah libur seusai menjuarai turnamen Gubsu Edy Rahmayadi Cup 2022.. Tim berjulukan Ayam Kinantan ini mulai kembali latihan, Kamis (4/8/2022) pagi di Stadion Mini Kebun Bunga serta latihan gym sore harinya.. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyaksikan laga final pertandingan Medan- Ratusan warga yang berasal dari enam kabupaten di Sumatera Utara (Sumut) berdemo meminta pembangunan jalan tol Medan-Berastagi. Aspek ekonomi menjadi alasan utama permintaan tersebut. Para Dimas Indra Khailiza @Pelita Danau Toba @Jeruk Berastagi Medan- hariancentral.com: Sekitar 15 organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kabupaten Karo yang dikoordinir Ikatan Cendekiawan Karo (ICK) Sumatera Utara menyerahkan pernyataan sikap berupa desakan pembangunan Jalan Tol Medan-Berastagi ke DPRD Sumut, untuk diperjuangkan secara maksimal kepada pemerintah pusat. . no picture MEDAN, – Rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi tampaknya sulit terealisasi. Bahkan, Komisi D DPRD Sumut yang begitu getol memperjuangkan pembangunan infrastruktur ini ke Pemerintah pusat bersama Pemkab Karo, mulai berpikir realistis. Pasalnya, anggaran untuk pembangunan Tol Medan-Berastagi membutuhkan biaya yang sangat besar. Apalagi pembangunannya belum dianggap urgen oleh pemerintah pusat. Sebagai gantinya, pemerintah akan membangun jalan layang yang menghubungkan Sembahe-Tahura dengan dua seksi yakni Sembahe-Sibolangit dan Sibolangit-Tahura. “Kita pasti akan terus mendesak pemerintah untuk bangun jalan tol ke sana Berastagin Tapi kita juga sadar kalau biayanya memang sangat besar, triliunan rupiah. Maka ada solusi lain, jalan layang. Biaya jauh lebih murah, tidak sampai Rp1 triliun, hanya berkisar Rp600 miliar sampai Rp700 miliar. Kemarin kita sudah bicarakan hal ini dengan masyarakat Karo melalui ormas-ormas karo dan mereka pun setuju,” ucap anggota Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting kepada Sumut Pos, Senin 1/4 siang. Menurut Baskami, hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah pusat. “Kalau jalan tol dan jalan layang itu sudah pernah kita sampaikan kepada Bapenas, PUPR dan Komisi V DPR RI terkait masalah anggaran dan prinsipnya, mereka masih menampung usulan itu karena biayanya yang sangat besar,” ungkap Baskami. Maka dari itu, sebut Baskami, alternatif jalan layang yang biayanya jauh lebih murah tersebut diharapkan bisa terlaksana di tahun depan. “Kita akan desak pemerintah pusat supaya bisa terlaksana di tahun depan. Karena jujur saja, ini sifatnya juga mendesak, masyarakat sudah sangat membutuhkan jalan itu,” tegasnya. Ditambah lagi, lanjut politisi PDIP ini, kawasan Sembahe dan Sibolangit yang memang menjadi titik parah kemacetan. “Kalau di situ ada kecelakaan, bisa sampai 10 jam kita stagnan di situ, benar-benar parah. Maka jelas kita butuh jalan layang itu sesegera mungkin. Tapi satu hal lagi yang harus diingat, jalan layang ini bukan sebagai pengganti jalan tol, tapi sebagai alternatif lain untuk mengurai kepadatan lalu lintas”, jelasnya. Pelebaran Jalan Medan-Berastagi Belum Masuk Perencanaan Sementara, pelebaran untuk jalan lintas Medan-Berastagi sepertinya belum masuk perencanaan pembangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN II tahun ini. Melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Sumatera Utara 2018-2023, jalur alternatif Medan-Berastagi justru lebih prioritas untuk dilaksanakan. “Setau saya tidak ada pelebaran jalan Medan-Berastagi. Begitupun, karena Jalan Medan-Berastagi adalah jalan nasional, tentu domainnya ada pada BBPJN II. Mungkin bisa ditanyakan ke mereka,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi BMBK Sumut, Iswahyudi menjawab Sumut Pos, Senin 1/4. Dia hanya mengatakan, pihaknya memang sudah melakukan perencanaan buat pembangunan pelebaran jalan provinsi pada tahun ini. Namun sayang, Iswahyudi tak ingat persis detil daerah-daerah mana saja yang akan dikerjakan tersebut. “Saya gak ingat, detilnya harus saya cek dimana saja,” katanya. Kepala Satuan Kerja Kasatker BBPJN II, Zamzami, juga mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Secara detil ia menyarankan agar hal ini ditanyakan ke bagian perencanaan BBPJN II, sehingga informasi yang diperoleh tidak mengambang. “Saya belum ada info tentang itu, dan tidak ingat. Coba ke bagian perencanaan. Beliau kebetulan orang baru dan pindahan dari Jakarta,” katanya. Meski begitu, ia mengakui, pihaknya memang fokus menangani semua jalan nasional yang ada di Sumut terutama atas kondisi kerusakan jalan yang sudah parah. Namun sekali lagi Zamzami menuturkan, kalau rencana seputar pelebaran jalan atau yang terkhusus ruas Medan-Berastagi, belum mengetahuinya. Seperti diketahui, visi-misi Gubsu dan Wagubsu, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sudah dituangkan dalam bentuk RPJMD Sumut periode 2018-2023. Dalam RPJMD juga dimasukkan pengembangan wilayah pada 14 kawasan strategis provinsi, yakni melalui pembangunan kawasan Sport Center berstandar internasional, pembangunan jalan alternatif Medan Berastagi, akses Jalan Lingkar Pulau Nias. Adapun nawacitanya, guna mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah akan membangun berbagai infrastruktur di Sumut. Pembangunan infrastruktur dimaksud, juga diarahkan kepada peningkatan konektivitas antarwilayah melalui pembangunan dan peningkatan jalan jembatan dengan target terwujudnya jalan mantap 90% di Sumut. prn/mag-1 no picture MEDAN, – Rencana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi tampaknya sulit terealisasi. Bahkan, Komisi D DPRD Sumut yang begitu getol memperjuangkan pembangunan infrastruktur ini ke Pemerintah pusat bersama Pemkab Karo, mulai berpikir realistis. Pasalnya, anggaran untuk pembangunan Tol Medan-Berastagi membutuhkan biaya yang sangat besar. Apalagi pembangunannya belum dianggap urgen oleh pemerintah pusat. Sebagai gantinya, pemerintah akan membangun jalan layang yang menghubungkan Sembahe-Tahura dengan dua seksi yakni Sembahe-Sibolangit dan Sibolangit-Tahura. “Kita pasti akan terus mendesak pemerintah untuk bangun jalan tol ke sana Berastagin Tapi kita juga sadar kalau biayanya memang sangat besar, triliunan rupiah. Maka ada solusi lain, jalan layang. Biaya jauh lebih murah, tidak sampai Rp1 triliun, hanya berkisar Rp600 miliar sampai Rp700 miliar. Kemarin kita sudah bicarakan hal ini dengan masyarakat Karo melalui ormas-ormas karo dan mereka pun setuju,” ucap anggota Komisi D DPRD Sumut, Baskami Ginting kepada Sumut Pos, Senin 1/4 siang. Menurut Baskami, hal ini sudah disampaikan kepada pemerintah pusat. “Kalau jalan tol dan jalan layang itu sudah pernah kita sampaikan kepada Bapenas, PUPR dan Komisi V DPR RI terkait masalah anggaran dan prinsipnya, mereka masih menampung usulan itu karena biayanya yang sangat besar,” ungkap Baskami. Maka dari itu, sebut Baskami, alternatif jalan layang yang biayanya jauh lebih murah tersebut diharapkan bisa terlaksana di tahun depan. “Kita akan desak pemerintah pusat supaya bisa terlaksana di tahun depan. Karena jujur saja, ini sifatnya juga mendesak, masyarakat sudah sangat membutuhkan jalan itu,” tegasnya. Ditambah lagi, lanjut politisi PDIP ini, kawasan Sembahe dan Sibolangit yang memang menjadi titik parah kemacetan. “Kalau di situ ada kecelakaan, bisa sampai 10 jam kita stagnan di situ, benar-benar parah. Maka jelas kita butuh jalan layang itu sesegera mungkin. Tapi satu hal lagi yang harus diingat, jalan layang ini bukan sebagai pengganti jalan tol, tapi sebagai alternatif lain untuk mengurai kepadatan lalu lintas”, jelasnya. Pelebaran Jalan Medan-Berastagi Belum Masuk Perencanaan Sementara, pelebaran untuk jalan lintas Medan-Berastagi sepertinya belum masuk perencanaan pembangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN II tahun ini. Melihat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Sumatera Utara 2018-2023, jalur alternatif Medan-Berastagi justru lebih prioritas untuk dilaksanakan. “Setau saya tidak ada pelebaran jalan Medan-Berastagi. Begitupun, karena Jalan Medan-Berastagi adalah jalan nasional, tentu domainnya ada pada BBPJN II. Mungkin bisa ditanyakan ke mereka,” kata Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi BMBK Sumut, Iswahyudi menjawab Sumut Pos, Senin 1/4. Dia hanya mengatakan, pihaknya memang sudah melakukan perencanaan buat pembangunan pelebaran jalan provinsi pada tahun ini. Namun sayang, Iswahyudi tak ingat persis detil daerah-daerah mana saja yang akan dikerjakan tersebut. “Saya gak ingat, detilnya harus saya cek dimana saja,” katanya. Kepala Satuan Kerja Kasatker BBPJN II, Zamzami, juga mengaku belum mengetahui kabar tersebut. Secara detil ia menyarankan agar hal ini ditanyakan ke bagian perencanaan BBPJN II, sehingga informasi yang diperoleh tidak mengambang. “Saya belum ada info tentang itu, dan tidak ingat. Coba ke bagian perencanaan. Beliau kebetulan orang baru dan pindahan dari Jakarta,” katanya. Meski begitu, ia mengakui, pihaknya memang fokus menangani semua jalan nasional yang ada di Sumut terutama atas kondisi kerusakan jalan yang sudah parah. Namun sekali lagi Zamzami menuturkan, kalau rencana seputar pelebaran jalan atau yang terkhusus ruas Medan-Berastagi, belum mengetahuinya. Seperti diketahui, visi-misi Gubsu dan Wagubsu, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sudah dituangkan dalam bentuk RPJMD Sumut periode 2018-2023. Dalam RPJMD juga dimasukkan pengembangan wilayah pada 14 kawasan strategis provinsi, yakni melalui pembangunan kawasan Sport Center berstandar internasional, pembangunan jalan alternatif Medan Berastagi, akses Jalan Lingkar Pulau Nias. Adapun nawacitanya, guna mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah akan membangun berbagai infrastruktur di Sumut. Pembangunan infrastruktur dimaksud, juga diarahkan kepada peningkatan konektivitas antarwilayah melalui pembangunan dan peningkatan jalan jembatan dengan target terwujudnya jalan mantap 90% di Sumut. prn/mag-1 - Pemerintah Provinsi Pemprov Sumatera Utara Sumut berencanan membangung jalan tol yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah Berastagi. Kabarnya, jalan tol Medan-Berastagi akan dilengkapi jalur khusus Light Rail Transit LRT yang ditempatkan di bagian tengah jalan tol. Wacana tersebut disampaikan secara langsung oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Pemprov Sumut yang digelar di Holet Santika, Medan pada Kamis 08/04/2021. "Jalan tolnya itu dibangung dengan konstruksi jalan layang," ungkap Edy, dikutip dari Baca Juga Pembebasan Lahan Terdampak Proyek Jalan Tol Cisumdawu Terus Dipercepat, Pengerjaannya Sudah Sampai Mana? Edy melanjutkan, Pemprov Sumutv juga nantinya perlu mengurus perizinan terlebih dahulu ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lantaran konstruksi jalan tol Medan-Berastagi direncanakan melintasi hutan lindung. "Jadi perlu diurus proses perizinannya. Sehingga jalan tol bisa tembus ke Berastagi dari Medan," lanjutnya. Ia berharap wacana pembangunan jalan tol Medan-Berastagi bisa mendapat dukungan penuh dari DPRD Sumut. Mengingat wilayah Berastagi punya potensi lebih yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung roda perekonomian Sumut. Baca Juga Proyek Tol Semarang-Demak Masih 'Mengambang' di Tengah Tambak, Warga Ramai-ramai Mengadu ke DPRD Jawa Tengah "Karena Berastagi itu daerah pertanian dan peternakan serta kawasan pariwisata. Dengan kondisi udara dan tanah yang mendukung, sektor peternakan di wilayah Beradtagi akan menjanjikan," ungkap Edy. Proyek pembangunan jalan tol Medan-Berastagi rencananya bisa mulai dikerjakan pada 2022 mendatang. Artikel ini telah tayang di dengan judul Pemprov Sumut Berencana Bangun Tol Layang Medan-Berastagi Tahun 2022. LONGSOR yang terjadi beberapa hari lalu di jalan menuju ka­wasan wisata Kota Berastagi tepatnya di Jalan Jamin Gin­ting KM 36-38, adalah momentum untuk segera me­wujudkan jalan alternatif Rawasering Tanjungmorawa-Seribu Do­lok, Tongging. Karena hingga kini jalan menuju Berastagi tidak memiliki jalan alternatif, sehingga saat terjadi bencana long­sor maka akan sangat berdampak terhadap kelancaran trans­portasi. Bahkan dampak longsor kemarin adalah ter­hambatnya pengiriman sayur mayur ke beberapa daerah wi­la­yah Kota Medan, sehingga sehari sayur mayur menjadi lang­ka. Apalagi longsor terjadi di tengah suasana libur Tahun Baru yang menyebabkan ribuan kenderaan terjebak beberapa jam. Pembangunan jalur alternatif semakin terasa dibutuhkan untuk meng­hindari terjadinya kemacetan di Jalan Negara Medan-Brastagi-Kabanjahe yang sudah tidak mampu lagi menampung padatnya arus lalu lintas, sehingga setiap hari-hari besar dan hari libur, terjadi kemacetan yang sangat pan­jang. Pembangunan jalan alternatif juga mendukung ka­wasan objek wisata Danau Toba yang menjadi kebanggaan warga Sumut. Perjuangan masyarakat Karo tentang pembangunan jalan tol Me­­dan-Tanah Karo yang pernah diusulkan tokoh pemuda Karo Roy Fachraby Ginitng cukup beralasan. Perlu segera di­tindaklanjuti pem­bangunannya, karena diyakini akan ber­dampak luas bagi per­kembangan ekonomi rakyat sekitar tu­juh kawasan Danau Toba di wilayah Kabupaten Karo. As­pirasi masyarakat untuk pem­­bangunan jalan tol Medan- Ta­nah Karo sepanjang sekitar 50 Km tentu akan mempercepat jarak tempuh dan mengatasi ke­­­macetan. Saat ini dengan jarak tempuh bila tidak ada kendala di jalan lebih kurang sekitar 2 jam. Bila jalan tol ini diwujudkan, ke­mungkinan waktu tempuh hanya sekira 35 menit Medan ke Brastagi. Jalur Jalan Medan Kabanjahe setiap hari di lalui ribuan kendaraan dari Medan ke 7 kabupaten yang melewati Tanah Karo yang melintas di jalan Medan-Tanah Karo, baik bus, mobil pribadi, truk maupun sepeda motor. Jalan ini penting perannya karena merupakan jalan yang menghubungkan dua provinsi Sumut-Aceh. Waktu tempuh yang seharusnya paling lambat 2 jam sampai di tujuan, bisa menjadi 8 jam, bahkan lebih jika terjadi longsor atau kecelakaan lalu lintas. Pemrakarsa, Prof Johannes Tarigan dalam paparannya di de­pan Gubsu HT Erry Nuradi dan Ketua Komite II DPD RI Par­lindungan Purba saat rapat koordinasi jalan tol beberapa wak­tu lalu menjelaskan, jalan tol Medan-Berastagi sangat pen­ting untuk kemajuan daerah Berastagi dan kawasan se­putarnya. Soalnya, jalan biasa yang saat ini ada, tidak bisa men­jadi jaminan untuk kemajuan yang lebih pasti. Karena, jarak tempuh yang seharusnya hanya dua jam, dalam kondisi tertentu seperti adanya kecelakaan lalulintas, jarak tempuh 60 kilometer bisa menjadi 12 jam. Kondisi ini, sangat tidak efektif dan efisien. Prof Johannes mengaku, proyek ini diperkirakan pe­nger­ja­an­nya akan menghabiskan dana sekira Rp 4 triliun. Jika dikelola swas­ta, diperkirakan dalam waktu 12 tahun, investor akan break even­ point BEP. Dalam sket gambar yang sudah di­rancang, jalan tol Medan-Berastagi akan terhubung dengan jalan tol Amplas. Dari tol Amplas akan terus ke Barusjahe hing­ga ke Tanah Karo. Di Tanah Karo juga perlu dibuat ring­road. Bahkan, jika sudah ter­bangun jalan tol Medan-Be­rastagi, maka jarak tempuh yang se­belumnya dua jam se­makin berkurang. Cukup 45 menit dari Me­dan ke Berastagi. Hal ini sangat efektif dan efisien. Nilai eko­nomisnya tinggi. Tidak saja arus lalulintas orang, tapi juga la­lulintas barang yang diyakini akan berkembang pesat. Setidaknya, Be­rastagi se­bagai kota wisata akan kebanjiran arus wisatawan lokal. Turis lokal diharapkan dari Medan-Deliserdang, Langkat dan Binjai. Jalan tol Medan-Berastagi ini juga akan mendukung destinasi wisata Danau Toba. Karena, wisatawan yang ingin ke Danau Toba tidak saja bisa dari Medan-Tebingtinggi-Parapat, atau langsung ke Bandara Silangit tapi juga bisa lewat Medan-Berastagi-Merek-Danau Toba. Begitu juga arus barang. Selama ini petani tidak berani memastikan kerjasama penjualan sayur-mayur dan buah-buahan ke Singapura, karena beralasan tidak pastinya arus lalulintas barang keluar dari Berastagi. Dengan adanya jalan tol, bukan hanya kepastian membawa sayur dan buah tapi juga bisa menggunakan kontainer berpendingin. Kalau pemerintah hanya memokuskan perhatian pe­ngem­bangan kawasan Danau Toba, tentu akan membuat "mati" kawasan Tanah Karo, Pakpak Bharat dan Dairi. Jadi, jalan tol Me­dan-Berastagi sabagai upaya untuk menyamarata­kan pem­bangunan bagi tiga daerah tersebut. Begitupun, pelebaran jalan Medan-Berastagi yang saat ini harus tetap menjadi prioritas. Agar proyek ini segera terwujud diperlukan kesamaan pandang antara Pemrovsu, legislatif dan pemangku kepentingan lainnya. Karena sudah ada investor swasta yang bersedia menjalankan proyek tol Medan-Karo. Medan, Gubernur Sumatera Utara Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan, rencana pembangunan Jalan Tol Medan-Brastagi dalam waktu dekat akan dimatangkan. “Ini dalam proses kalau Jalan Tol Medan-Brastagi,” kata Edy, Rabu 27/10/21. Diterangkannya, saat ini rencana pembangunan tersebut dalam tahap penghitungan jumlah kendaraan yang masuk, dan tarif yang akan ditetapkan nantinya. Hal-hal ini masih dalam tahap sinkronisasi. Edy mengatakan, dalam waktu dekat, dia akan menggelar rapat untuk mematangkan rencana pembangunan ruas tol ini. “Besok atau lusa akan datang orangnya, saya akan rapat dan mengkaji itu,” jelasnya. Baca JugaKetua DPRD Sumut Minta Gubsu Segera Realisasikan Pembangunan Jalan Tol Medan-Brastagi Rencana pembangunan ruas tol Medan-Brastagi sebelumnya disampaikan Gubernur Edy dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Musrenbang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Pemprov Sumut yang berlangsung di Hotel Santika Medan, Kamis 8/4/21. “Tolnya itu jalan layang. Itu proses,” sebut Edy. Lantaran akan melintasi hutan lindung, maka terlebih dahulu dibutuhkan persetujuan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. “Jadi butuh proses perizinan. Jadi Jalan Tol yang bisa tembus ke Brastagi,” sebutnya, seraya menambahkan Jalan Tol Medan-Brastagi akan dilengkapi dengan Light Rail Transit LRT. Baca JugaJalan Tol Medan-Binjai Seksi I Resmi Difungsikan Diharapkan, pembangunan proyek tersebut mulai dapat dilaksanakan pada tahun 2022 mendatang. Menurut Edy, ada tiga alasan mengapa Pemprov Sumut berminat membangun Jalan Tol Medan-Brastagi. “Kenapa saya berbicara Brastagi? Karena Brastagi itu, pertama, daerah pertanian. Kedua, pariwisata dan ketiga peternakan. Dengan kondisi udara dan tanah seperti itu, peternakan ini akan menjanjikan,” ungkapnya. Rencana pembangunan ini pun mendapat sambutan positif dari DPRD Sumut.iskandar/hm10 MEDAN, – Wacana pembangunan Jalan Tol Medan-Berastagi masih dalam proses pengkajian oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Pemprovsu dengan Pemerintah Pusat. Pengkajian itu dilakukan untuk mengukur jumlah volume kendaraan yang melintas setiap harinya di Jalur itu. Gubernur Sumatera Utara Gubsu, Edy Rahmayadi, menyampaikan saat ini, pihaknya masih melakukan kajian untuk pembangunan jalan tol tersebut. “Kalau untuk Jalan Tol Medan-Berastagi ini dalam proses, karena dihitung dia jumlah kendaraan yang masuk dan harga yang dikeluarkan ini harus sinkron,” kata Edy saat diwawancarai di Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu 27/10. Baca Selengkapnya Ada Oknum Mencuri Alat Kontrol Traffic Light Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan, Iswar Lubis, meminta maaf atas peristiwa matinya traffic light di Jalan Imam Bonjol dan simpang Jalan KH Zainul Arifin. Hal itu bukanlah disengaja karena tidak adanya pengawasan, namun melainkan akibat alat kontrol yang terletak di lokasi tersebut hilang dicuri oknum tak bertanggung jawab. “Sekarang sudah kita perbaiki, setengah jam yang lalu anggota kita yang di lokasi baru melaporkan. Kemarin itu ada alat yang didalam box hilang dicuri orang,” ungkapnya kepada Waspada Online, Rabu 27/10. Iswar menambahkan, alat pengontrol yang hilang itu harganya cukup mahal. Ia pun menyayangkan aksi oknum yang tak bertanggung jawab itu. Pasalnya, dampak yang diakibatkan atas hilangnya alat kontrol tersebut sangat meresahkan pengguna jalan. Baca Selengkapnya Wacana Ganjil Genap Jalur Medan-Berastagi Bukan Solusi Ketua DPRD Sumatera Utara Sumut, Baskami Ginting, mengatakan tidak sepakat dengan wacana Gubernur Sumut Gubsu, Edy Rahmayadi, yang akan memberlakukan metode ganjil genap di Jalur Medan-Berastagi. Sebab, menurutnya, kebijakan tersebut bukanlah sebuah solusi yang dibutuhkan untuk menghindari bencana longsor yang sering terjadi. “Itu bukan solusi, seharusnya solusi sekarang adalah jalan alternatif harus dibuka, ganjil genap itukan tidak memungkinkan, lagian jalan itu luar provinsi,” kata Baskami saat dikonfirmasi Waspada Online, Rabu 27/10. Disebutkan, Gubernur seharusnya membuka jalan alternatif yang ada, misalnya dari daerah Tuntungan dan Kabupaten Langkat. Baca Selengkapnya wol/ega/data3 Editor SASTROY BANGUN

jalan tol medan berastagi